Orang yang tak berpendidikan belum tentu tidak sukses
Pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman.Mulai dari pendidikan dasar sampai sarjana, bahkan sampai menjadi seorang professor.Menurut
Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh
UNESCO setiap tahunnya, pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64
untuk pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara. Data Education
Development Index (EDI) Indonesia, pada 2011 Indonesia berada di
peringkat ke-69 dari 127 negaradan di Indonesia terdapat lebih dari 1,8
juta anak tiap tahun tidak dapat melanjutkan pendidikan, disebabkan oleh
tiga faktor, yaitu ekonomi, kerja usia dini untuk mendukung keluarga
dan pernikahan di usia dini (Sumber Kompas).
Dari
gambaran di atas tentunya kita sudah dapat mempersepsi bagaimana negara
kita sekarang ini. Pernyataan tersebut memberikan inspirasi bagi saya
untuk menelaah lebih lanjut, secara jelasnya lebih mengarah pada
persoalan apakah sudah bisa dibilang sukseskah setiap individu tersebut.
Saya tidak memfokuskan konten ini pada negara, namun pada “individu”,
karena yang menggerakkan negara adalah kita (manusia) sebagai individu.
Berbicara
mengenai pendidikan pastinya setiap orang mempunyai argumen yang
berbeda satu sama lain, karena sederhananya ada orang yang menyukai
pendidikan atau bahkan ada yang tidak begitu berminat atau tertarik
menerjun dalam dunia pendidikan. saya pernah mencari info mengenai hal
itu, bahwa jawaban rata-rata menyebutkan bahwa dalam kehidupan itu yang
penting adalah sukses.Ada ilustrasi contoh mengenai orang yang tidak berpendidikan namun dapat sukses dalam hidupnya.
“Di daerah saya kebanyakan orang-orangnyaberprofesi
sebagai wiraswasta yaitu bergelut dalam bidang pembuatan shuttlecock.
Ketika saya mencari tau mengenai latar belakang hidup mereka banyak dari
mereka yang SD pun tidak sampai lulus karena memang ekonomi juga
menjadi penyebab. Namun, apa hasilnya? Mereka adalah orang-orang yang
sukses kalau saya bilang karena sudah dapat memproduksi barang yang
berkualitas dan pada akhirnya dapat menghasilkan uang. Uang tersebut
mereka gunakan untuk membiayai anaknya bahkan sampai sarjana”.
Kita
dapat menarik kesimpulan bahwa seorang yang tidak berpendidikan pun
juga bisa eksis buktinya mereka dapat mengantarkan buah hati pada
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Benar, kesuksesan itu pada
dasarnya beragam. Mungkin kita bertanya-tanya sebenarnya apa itu
kesuksesan? Dari informasi yang telah saya pahami selama ini kesuksesan
adalah pencapaian suatu target atau cita-cita. Cita-cita tidak harus
satu, misalnya cita-cita saya adalah menjadi dokter. Akan tetapi,
cita-cita adalah runtutan daftar yang harus kita capai. Cita-cita
dikatakan sebagai runtutan daftar, hal itu sebagai suatu sinkronisasi
bahwa hidup juga berkembang.
Sebagai
mahasiswa kita telah mencapai nilai atau IP yang bagus, ketika itu kita
juga dapat dibilang sukses dan akhirnya nanti dibuat melamar bekerja
atau mungkin menciptakan lapangan pekerjaan baru, Saat ia bisa melewati
banyak tantangan dan akhirnya dapat mencapainya berarti ia telah sukses.
Begitu seterusnya. Namun yang menjadi masalah apakah sesederhana itu kesuksesan itu?
“Ada
dua orang, yang pertama adalah ia yang jenjang pendidikannya tinggi.
Dan kedua adalah ia yang pendidikannya biasa-biasa saja tidak seperti
orang yang pertama. Namun keduanya ini sama-sama memiliki karya yang
dimiliki, orang pertama sebut saja ia sebagai professor karena
pendidiknnya yang panjang dan bertahun-tahun untuk mendapatkan gelar itu
maka ia setiap beberapa bulan sekali menerbitkan buku hasil karyanya
sendiri. Orang kedua juga begitu, ia memiliki kemampuan dalam membuat
shuttlecock seperti yang telah disinggung di atas. Sehingga, dari hasil
karya mereka dapat menghasilkan uang dan disebut orang kaya. Apakahukuran kesuksesan adalah uang?”
Setiap orang mempunyai jawaban dan alasan yang berbeda pastinya, jadi bisa benar atau pun tidak.Tentu,
ukuran sukses adalah uang karena uang adalah segala-galanya. Kita dapat
menciptakan suatu karya, untuk apa nantinya kalau tidak dapat
menghasilkan uang.Sehingga uang adalah parameter dalam mencapai suatu
target. Namun bagi yang kontra menyikapi hal tersebut pasti menyatakan
bahwa uang bukanlah ukuran kesuksesan. Untuk apa punya uang banyak,
kalau pada akhirnya banyak perasaan yang membuat tidak tenang, hidup
tidak bahagia, dan bermacam alasan lainnya.
Ada
pendapat lagi bahwa orang sukses adalah orang yang bisa dikenang. Bisa
juga, Karena memang ada orang yang sampai meninggal pun tetap harum
namanya. Contohnya dalah pahlawan negara kita yang rela mengorbankan
diri, berani sengsara dalam mempertahankan negara, sehingga sampai
sekarang pun masih tetap dikenang, bahkan sebagai perwujudannya setiap
hari pahlawan para warga memasang benderadi depan rumah masing-masing dan ditetapkannya hari pahlawan.
Jadi
tidak perlu diperdebatkan dan dibuat masalah lagi seandainya kita
menjumpai disekeliling kita permasalahan seperti itu. Kita sering
menjumpai pada remaja yang akhir pendidikan di tingkatan menengah untuk
mengarahkan kakinya setelah lulus, melanjutkan kuliah atau langsung
bekerja. Secara singkatnya kita bisa belajar atau mengambil pelajaran
dari orang lain. Hal itu juga merupakan kunci kesuksesan.
“Sesungguhnya
tujuan yang jelas menjadikan pemiliknya merasa percaya diri, dengan hal
tersebut dia tidak merasa terbebani. Jika dia jatuh dan tergelincir,
dia akan menganggap hal tersebut adalah salah satu risiko
perjalanannya”.(Abdul Wahid Istito).
Pendidikan adalah suatu
proses pembaharuan makna pengalaman.Mulai dari pendidikan dasar sampai
sarjana, bahkan sampai menjadi seorang professor.Menurut Education For
All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO setiap
tahunnya, pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk
pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara. Data Education Development
Index (EDI) Indonesia, pada 2011 Indonesia berada di peringkat ke-69
dari 127 negaradan di Indonesia terdapat lebih dari 1,8 juta anak tiap
tahun tidak dapat melanjutkan pendidikan, disebabkan oleh tiga faktor,
yaitu ekonomi, kerja usia dini untuk mendukung keluarga dan pernikahan
di usia dini (Sumber Kompas).
Dari gambaran di atas tentunya kita sudah dapat mempersepsi bagaimana
negara kita sekarang ini. Pernyataan tersebut memberikan inspirasi bagi
saya untuk menelaah lebih lanjut, secara jelasnya lebih mengarah pada
persoalan apakah sudah bisa dibilang sukseskah setiap individu tersebut.
Saya tidak memfokuskan konten ini pada negara, namun pada “individu”,
karena yang menggerakkan negara adalah kita (manusia) sebagai individu.
Berbicara mengenai pendidikan pastinya setiap orang mempunyai argumen
yang berbeda satu sama lain, karena sederhananya ada orang yang menyukai
pendidikan atau bahkan ada yang tidak begitu berminat atau tertarik
menerjun dalam dunia pendidikan. saya pernah mencari info mengenai hal
itu, bahwa jawaban rata-rata menyebutkan bahwa dalam kehidupan itu yang
penting adalah sukses.Ada ilustrasi contoh mengenai orang yang tidak
berpendidikan namun dapat sukses dalam hidupnya.
“Di daerah saya kebanyakan orang-orangnyaberprofesi sebagai wiraswasta
yaitu bergelut dalam bidang pembuatan shuttlecock. Ketika saya mencari
tau mengenai latar belakang hidup mereka banyak dari mereka yang SD pun
tidak sampai lulus karena memang ekonomi juga menjadi penyebab. Namun,
apa hasilnya? Mereka adalah orang-orang yang sukses kalau saya bilang
karena sudah dapat memproduksi barang yang berkualitas dan pada akhirnya
dapat menghasilkan uang. Uang tersebut mereka gunakan untuk membiayai
anaknya bahkan sampai sarjana”.
Kita dapat menarik kesimpulan bahwa seorang yang tidak berpendidikan pun
juga bisa eksis buktinya mereka dapat mengantarkan buah hati pada
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Benar, kesuksesan itu pada
dasarnya beragam. Mungkin kita bertanya-tanya sebenarnya apa itu
kesuksesan? Dari informasi yang telah saya pahami selama ini kesuksesan
adalah pencapaian suatu target atau cita-cita. Cita-cita tidak harus
satu, misalnya cita-cita saya adalah menjadi dokter. Akan tetapi,
cita-cita adalah runtutan daftar yang harus kita capai. Cita-cita
dikatakan sebagai runtutan daftar, hal itu sebagai suatu sinkronisasi
bahwa hidup juga berkembang.
Sebagai mahasiswa kita telah mencapai nilai atau IP yang bagus, ketika
itu kita juga dapat dibilang sukses dan akhirnya nanti dibuat melamar
bekerja atau mungkin menciptakan lapangan pekerjaan baru, Saat ia bisa
melewati banyak tantangan dan akhirnya dapat mencapainya berarti ia
telah sukses. Begitu seterusnya. Namun yang menjadi masalah apakah
sesederhana itu kesuksesan itu?
“Ada dua orang, yang pertama adalah ia yang jenjang pendidikannya
tinggi. Dan kedua adalah ia yang pendidikannya biasa-biasa saja tidak
seperti orang yang pertama. Namun keduanya ini sama-sama memiliki karya
yang dimiliki, orang pertama sebut saja ia sebagai professor karena
pendidiknnya yang panjang dan bertahun-tahun untuk mendapatkan gelar itu
maka ia setiap beberapa bulan sekali menerbitkan buku hasil karyanya
sendiri. Orang kedua juga begitu, ia memiliki kemampuan dalam membuat
shuttlecock seperti yang telah disinggung di atas. Sehingga, dari hasil
karya mereka dapat menghasilkan uang dan disebut orang kaya.
Apakahukuran kesuksesan adalah uang?”
Setiap orang mempunyai jawaban dan alasan yang berbeda pastinya, jadi
bisa benar atau pun tidak.Tentu, ukuran sukses adalah uang karena uang
adalah segala-galanya. Kita dapat menciptakan suatu karya, untuk apa
nantinya kalau tidak dapat menghasilkan uang.Sehingga uang adalah
parameter dalam mencapai suatu target. Namun bagi yang kontra menyikapi
hal tersebut pasti menyatakan bahwa uang bukanlah ukuran kesuksesan.
Untuk apa punya uang banyak, kalau pada akhirnya banyak perasaan yang
membuat tidak tenang, hidup tidak bahagia, dan bermacam alasan lainnya.
Ada pendapat lagi bahwa orang sukses adalah orang yang bisa dikenang.
Bisa juga, Karena memang ada orang yang sampai meninggal pun tetap harum
namanya. Contohnya dalah pahlawan negara kita yang rela mengorbankan
diri, berani sengsara dalam mempertahankan negara, sehingga sampai
sekarang pun masih tetap dikenang, bahkan sebagai perwujudannya setiap
hari pahlawan para warga memasang benderadi depan rumah masing-masing
dan ditetapkannya hari pahlawan.
Jadi tidak perlu diperdebatkan dan dibuat masalah lagi seandainya kita
menjumpai disekeliling kita permasalahan seperti itu. Kita sering
menjumpai pada remaja yang akhir pendidikan di tingkatan menengah untuk
mengarahkan kakinya setelah lulus, melanjutkan kuliah atau langsung
bekerja. Secara singkatnya kita bisa belajar atau mengambil pelajaran
dari orang lain. Hal itu juga merupakan kunci kesuksesan.
“Sesungguhnya tujuan yang jelas menjadikan pemiliknya merasa percaya
diri, dengan hal tersebut dia tidak merasa terbebani. Jika dia jatuh dan
tergelincir, dia akan menganggap hal tersebut adalah salah satu risiko
perjalanannya”. (Abdul Wahid Istito).
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/gusminto/belum-tentu-yang-tidak-berpendidikan-tinggi-tidak-akan-sukses_552fa9216ea83426108b45db
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/gusminto/belum-tentu-yang-tidak-berpendidikan-tinggi-tidak-akan-sukses_552fa9216ea83426108b45db
Pendidikan adalah suatu
proses pembaharuan makna pengalaman.Mulai dari pendidikan dasar sampai
sarjana, bahkan sampai menjadi seorang professor.Menurut Education For
All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO setiap
tahunnya, pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk
pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara. Data Education Development
Index (EDI) Indonesia, pada 2011 Indonesia berada di peringkat ke-69
dari 127 negaradan di Indonesia terdapat lebih dari 1,8 juta anak tiap
tahun tidak dapat melanjutkan pendidikan, disebabkan oleh tiga faktor,
yaitu ekonomi, kerja usia dini untuk mendukung keluarga dan pernikahan
di usia dini (Sumber Kompas).
Dari gambaran di atas tentunya kita sudah dapat mempersepsi bagaimana
negara kita sekarang ini. Pernyataan tersebut memberikan inspirasi bagi
saya untuk menelaah lebih lanjut, secara jelasnya lebih mengarah pada
persoalan apakah sudah bisa dibilang sukseskah setiap individu tersebut.
Saya tidak memfokuskan konten ini pada negara, namun pada “individu”,
karena yang menggerakkan negara adalah kita (manusia) sebagai individu.
Berbicara mengenai pendidikan pastinya setiap orang mempunyai argumen
yang berbeda satu sama lain, karena sederhananya ada orang yang menyukai
pendidikan atau bahkan ada yang tidak begitu berminat atau tertarik
menerjun dalam dunia pendidikan. saya pernah mencari info mengenai hal
itu, bahwa jawaban rata-rata menyebutkan bahwa dalam kehidupan itu yang
penting adalah sukses.Ada ilustrasi contoh mengenai orang yang tidak
berpendidikan namun dapat sukses dalam hidupnya.
“Di daerah saya kebanyakan orang-orangnyaberprofesi sebagai wiraswasta
yaitu bergelut dalam bidang pembuatan shuttlecock. Ketika saya mencari
tau mengenai latar belakang hidup mereka banyak dari mereka yang SD pun
tidak sampai lulus karena memang ekonomi juga menjadi penyebab. Namun,
apa hasilnya? Mereka adalah orang-orang yang sukses kalau saya bilang
karena sudah dapat memproduksi barang yang berkualitas dan pada akhirnya
dapat menghasilkan uang. Uang tersebut mereka gunakan untuk membiayai
anaknya bahkan sampai sarjana”.
Kita dapat menarik kesimpulan bahwa seorang yang tidak berpendidikan pun
juga bisa eksis buktinya mereka dapat mengantarkan buah hati pada
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Benar, kesuksesan itu pada
dasarnya beragam. Mungkin kita bertanya-tanya sebenarnya apa itu
kesuksesan? Dari informasi yang telah saya pahami selama ini kesuksesan
adalah pencapaian suatu target atau cita-cita. Cita-cita tidak harus
satu, misalnya cita-cita saya adalah menjadi dokter. Akan tetapi,
cita-cita adalah runtutan daftar yang harus kita capai. Cita-cita
dikatakan sebagai runtutan daftar, hal itu sebagai suatu sinkronisasi
bahwa hidup juga berkembang.
Sebagai mahasiswa kita telah mencapai nilai atau IP yang bagus, ketika
itu kita juga dapat dibilang sukses dan akhirnya nanti dibuat melamar
bekerja atau mungkin menciptakan lapangan pekerjaan baru, Saat ia bisa
melewati banyak tantangan dan akhirnya dapat mencapainya berarti ia
telah sukses. Begitu seterusnya. Namun yang menjadi masalah apakah
sesederhana itu kesuksesan itu?
“Ada dua orang, yang pertama adalah ia yang jenjang pendidikannya
tinggi. Dan kedua adalah ia yang pendidikannya biasa-biasa saja tidak
seperti orang yang pertama. Namun keduanya ini sama-sama memiliki karya
yang dimiliki, orang pertama sebut saja ia sebagai professor karena
pendidiknnya yang panjang dan bertahun-tahun untuk mendapatkan gelar itu
maka ia setiap beberapa bulan sekali menerbitkan buku hasil karyanya
sendiri. Orang kedua juga begitu, ia memiliki kemampuan dalam membuat
shuttlecock seperti yang telah disinggung di atas. Sehingga, dari hasil
karya mereka dapat menghasilkan uang dan disebut orang kaya.
Apakahukuran kesuksesan adalah uang?”
Setiap orang mempunyai jawaban dan alasan yang berbeda pastinya, jadi
bisa benar atau pun tidak.Tentu, ukuran sukses adalah uang karena uang
adalah segala-galanya. Kita dapat menciptakan suatu karya, untuk apa
nantinya kalau tidak dapat menghasilkan uang.Sehingga uang adalah
parameter dalam mencapai suatu target. Namun bagi yang kontra menyikapi
hal tersebut pasti menyatakan bahwa uang bukanlah ukuran kesuksesan.
Untuk apa punya uang banyak, kalau pada akhirnya banyak perasaan yang
membuat tidak tenang, hidup tidak bahagia, dan bermacam alasan lainnya.
Ada pendapat lagi bahwa orang sukses adalah orang yang bisa dikenang.
Bisa juga, Karena memang ada orang yang sampai meninggal pun tetap harum
namanya. Contohnya dalah pahlawan negara kita yang rela mengorbankan
diri, berani sengsara dalam mempertahankan negara, sehingga sampai
sekarang pun masih tetap dikenang, bahkan sebagai perwujudannya setiap
hari pahlawan para warga memasang benderadi depan rumah masing-masing
dan ditetapkannya hari pahlawan.
Jadi tidak perlu diperdebatkan dan dibuat masalah lagi seandainya kita
menjumpai disekeliling kita permasalahan seperti itu. Kita sering
menjumpai pada remaja yang akhir pendidikan di tingkatan menengah untuk
mengarahkan kakinya setelah lulus, melanjutkan kuliah atau langsung
bekerja. Secara singkatnya kita bisa belajar atau mengambil pelajaran
dari orang lain. Hal itu juga merupakan kunci kesuksesan.
“Sesungguhnya tujuan yang jelas menjadikan pemiliknya merasa percaya
diri, dengan hal tersebut dia tidak merasa terbebani. Jika dia jatuh dan
tergelincir, dia akan menganggap hal tersebut adalah salah satu risiko
perjalanannya”. (Abdul Wahid Istito).
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/gusminto/belum-tentu-yang-tidak-berpendidikan-tinggi-tidak-akan-sukses_552fa9216ea83426108b45db
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/gusminto/belum-tentu-yang-tidak-berpendidikan-tinggi-tidak-akan-sukses_552fa9216ea83426108b45db
Post a Comment